Dari Airport kami naik bus menuju ke Plaza
de Catalunya, yang merupakan alun-alunnya kota Barcelona. Tarif busnya sekitar
EU 2 kalau nggak salah. Perjalanan ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit. Karena
seorang teman baru saja mengalami kecopetan fatal dua tahun sebelumnya ketika
tiba di Barcelona, satu tas hilang berisi uang & paspor, maka kami selalu
fully alert terhadap barang-barang yang dibawa selama di perjalanan.
Dari halte bus, kami berjalan kaki menuju
hotel yang juga terletak di Plaza de Catalunya. Saya lupa nama hotelnya, maklum sudah lebih dari 5 tahun
yang lalu. Saya coba browsing dari internet dengan lokasi yang ada, tapi saya
tidak menemukan hotel disana, apa jangan-jangan hotel tersebut sudah tutup ?
Hotel tersebut dipesan dari internet sejak
dari Jakarta. Lokasi yang selempar batu ke Plaza de Catalunya menjadi
pertimbangan utama. Selain itu juga karena murah dan berdasarkan foto-foto di
internet, kamar dan suasanya hotel terlihat nyaman. Akan tetapi begitu kami
sampai di hotel tersebut, kenyataannya 180 derajat berbalik dari apa yang
dilihat di internet. Hotel tersebut menyempil diantara beberapa bangunan tinggi
di sekitar Plaza de Catalunya. Ketika kami masuk ke lobby, suasananya sangat
tidak nyaman karena lobby yang sangat kecil dan pengap. Saat itu berseliweran orang-orang
dari Afrika yang tinggal disana.
Karena nggak nyaman, akhirnya saya minta melihat kamarnya dulu, sebelum
memutuskan untuk tinggal disana. Ternyata kamarnya sangat pengap, tidak ada
jendela sama sekali ! Saya tidak akan sanggup menginap 4 hari 3 malam di hotel
seperti itu. Maka akhirnya kami batalkan reservasi, untung bukan prepaid.
Jadilah kami turis yang kelimpungan di
pinggiran Plaza de Catalunya di sore hari itu !
Kami sempat keluar masuk tiga hotel untuk
mencek apakah ada kamar atau tidak, hasilnya nihil. Mulai berasa geblek karena
matahari sudah akan hilang di barat. Akhirnya kami mendapatkan internet café,
jadi beli secangkir kopi sambil browsing internet gratis. Thanks to the
technology !
Akhirnya kami mendapatkan kamar di hotel yang terlihat jauh lebih
baik, meskipun agak lebih mahal dan lokasinya agak berjalan sedikit ke utara.
Tidak hanya melihat website hotel tersebut saja, tapi sebelum memastikan
pesanan kami melihat-lihat review orang-orang yang pernah tinggal disana dari www.tripadvisor.com. Jadilah senja itu
kami jalan kaki dan check in ke hotel Gran Via.
Pelajaran yang didapat dari kejadian ini
adalah jangan mudah percaya dengan tampilan yang ditayangkan di internet,
karena hotel pertama tadi terbukti bagus di internet, tapi kenyataannya busuk
sekali.
Setelah mandi dan segar, tujuan pertama
adalah makan malam….dan pastinya menu lokal, tapas, menjadi incaran untuk menu
malam itu.
Setelah makan, saya memutuskan untuk
berjalan-jalan santai menyusuri Plaza de Catalunya menuju ke La Rambras. Satu
hal yang mengejutkan adalah di salah satu sisi Plaza de Catalunya terdapat
beberapa penjual kaki lima dari Afrika. Mereka menjual barang-barang kulit
bermerk premium, tentunya palsu, seperti tas, ikat pinggang, dompet, dan
lain-lain. Barang dagangan di letakkan diatas sejenis terpal, yang tinggal
diangkut kalau ada razia. Benar saja, di salah satu malam disana, ketika saya
sedang lewat disana, para pedagang kaki lima illegal tersebut berteriak-teriak
dan buru-buru merapikan dagangan mereka dan lari tunggang langgang…rupanya ada
petugas razia yang datang.
Karena lokasinya yang persis di tepi laut
dan menghadap ke Afrika Utara, maka masalah imigran gelap dan Afrika dan Timur
Tengah menjadi masalah untuk kota ini. Selama disana, saya banyak berjumpa
orang Afrika dan Timur Tengah yang sedang nongkrong-nongkrong di berbagai
tempat, entah mereka masuk legal atau tidak.
Penduduk asli dan mayoritas di Barcelona
adalah bangsa Catalan. Mereka berbeda dengan bangsa Spanyol, bahasa
mereka adalah bahasa Catalan, budaya mereka adalah budaya Catalan. Ukuran tubuh merekapun lebih
mungil-mungil untuk ukuran orang Eropa, kira-kira setinggi dan sebesar
kita-kita. Sejak lama sudah ada upaya untuk memerdekakan diri dari Spanyol,
tapi tidak berhasil. Salah satu upaya persuasif dari Raja Spanyol untuk meredam gejolak di wilayah ini adalah dengan
meningkatkan perekonomian Barcelona dan mempromosikan mereka sebagai tuan rumah
Olimpiade 1992.
Kalau hobby shopping, kota Barcelona adalah
salah satu surganya karena disini banyak sekali tersebar merk lokal Spanyol
seperti ZARA, Massimo Dutti, Mango, Camper, dan lain-lain.
Meskipun sama-sama menggunakan mata uang Euro, tapi harga barang-barang dan makanan disini lebih murah dari pada di Paris, Swiss dan Jerman. Maka kalau mau belanja barang dengan merk yang sama, disini bisa jadi harganya 2/3 harga di Paris.
Tidak seperti di Roma, Venesia, Swiss
ataupun Paris dimana kita akan tiap sebentar ketemu rombongan turis dari
Indonesia, di Barcelona selama 4 hari saya nyaris tidak berjumpa orang
Indonesia sama sekali. Sepertinya Barcelona memang tidak masuk ke dalam paket
tour-tour utama ke Eropa dari travel agent lokal di Indonesia.
Barcelona adalah kota yang menarik, kota
yang cantik dan kota seni. Banyak sekali bangunan bagus, entah perkantoran,
hotel, monumen maupun musem. Salah satu seniman terkenal dari Barcelona adalah
Gaudi.
Obyek wisata di Barcelona juga banyak yang
menarik, akan tetapi lokasinya tersebar di berbagai wilayah kota, maka jalan
terbaik untuk mengeksplor semuanya adalah dengan naik bus wisata, sejenis
hop-on & hop-off yang akan berkeliling ke semua obyek turisme utama di
Barcelona.
Beberapa obyek turisme yang sangat menarik
untuk dikunjungi adalah :
- Gereja Sagrada Familia, proyek ambisius Gaudi yang masih belum selesai sampai sekarang.
- La Rambla : ini merupakan jalanan rindang hanya untuk pejalan kaki yang menghubungkan Plaza de Catalunya dan daerah pantai. Di jalan ini terdapat café, restoran, toko dan street performers. Di sore dan malam hari, khususnya weekend, area ini sangat ramai dan disinilah pula salah satu titik dimana copet banyak beraksi.
- El Pablo Espanyol (Spanish Village) adalah taman mininya Spanyol, banyak turis dan anak sekolah datang untuk mempelajari kehidupan seni dan rakyat Spanyol di dalam taman ini.
- Gothic Quarter yang merupakan kota tua sejak jaman Romawi, pastinya banyak gedung-gedung peninggalan sejarah dan gereja-gereja yang rata-rata berarsitektur gaya Gothic.
- Casa Batlló, bangunan unik hasil karya seniman besar Barcelona : Gaudi
- Stadion milik club sepakbola terkenal : Barcelona.
Selain itu ada beberapa bangunan-bangunan
lainnya, rata-rata dengan ciri khas Gothic yang juga menjadi obyek wisata di
Barcelona.
Kalau obyek yang kurang menarik menurut
saya adalah Stadion tempat diselenggarkannya Olimpiade 1992. Tempat ini sepi,
agak jauh dari kota dan hanya menonton gedung kosong yang pernah jadi saksi
bisu Olimpiada 1992.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar