Perjalanan berlanjut dengan mengembara
ibukota negeri Catalan di Spanyol Selatan, Barcelona.
Awalnya Barcelona tidak masuk ke dalam
rencana perjalanan awal, malahan kepinginnya pergi ke Jerman. Tapi ketika
browsing berbagai informasi, daya pikat Barcelona yang menarik membuatnya naik
peringkat menggeser Jerman, yang sebagian karakternya sudah terwakili oleh kota
Zurich, bagian Swiss yang berbahasa Jerman. Jadilah Jerman dicoret diganti
Barcelona, sebuah keputusan yang tepat.
Nama Barcelona melejit dalam memori saya
ketika menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olympiade Musim Panas 1992, ketika
Indonesia untuk pertama kalinya dapat medali emas dari pasangan yang kemudian
jadi suami istri : Alan Budikusuma & Susy Susanti.
Dari Jakarta, saya sudah cari opsi
perjalanan dari Zurich ke Barcelona, dan karena jaraknya yang lumayan jauh dan
terbatasnya waktu, naik pesawat adalah opsi terbaik. Layaknya penerbangan di
Eropa pada umumnya, harga tiket disana rata-rata merobek kantong, kecuali dapat
harga promo atau naik pesawat Low Cost Carrier.
Cari-cari tiket Easy Jet dan
Ryan Air ternyata tidak tersedia untuk rute ini.
Ternyata opsi terbaik adalah dengan
menggunakan maskapai Low Cost Carrier dari Spanyol : Spanair, karena selain
praktis juga murah. Rute perjalanan yang akan ditempuh adalah Zurich – Madrid
dengan penerbangan codeshare dengan Swiss International disambung rute Madrid –
Barcelona dengan menggunakan pesawat Spanair. Airline ini (Spanair) sudah jadi almarhum sejak beberapa tahun lalu karena kesulitan keuangan.
Dari hotel saya menggunakan kereta menuju
ke airport Zurich-Kloten dengan memakan waktu hanya sekitar 20 menit saja.
Airport Zurich-Kloten bukan airport modern
layaknya airport di HKIA, KLIA, dll, malah terkesan airport tahun 80an. Akan
tetapi airport ini terawat dengan baik. Layaknya semua hal di Swiss, semua hal
di airport ini tertata rapi dan bersih.
Tepat pada waktunya, pesawat berbadan kecil
Airbus A320 Swiss International berangkat menuju ke Madrid, dengan kapasitas
penumpang penuh. Dua orang lelaki dibelakang kami ngobrol tanpa jeda dalam
bahasa Jerman dan volume keras sejak mulai duduk sampai dua pertiga perjalanan…
Sepotong sandwich dingin lagi-lagi menjadi
menu dalam perjalanan itu dan diakhir menu, para pramugari membawa nampan
berisi coklat berbentuk seperti bola soccer yang dibagikan kepada para
penumpang. Ya saat itu adalah satu bulan menjelang Euro Cup 2008 dan Swiss akan
menjadi tuan rumah, makanya euphoria Euro Cup mulai terasa dimana-mana, mulai
dari billboard, poster, siaran TV sampai dessert coklat berbentuk bola ini.
Tepat pada waktunya pesawat landing di
Barajas Airport – Madrid.
Karena saat itu Swiss belum termasuk
Schengen, maka semua penumpang harus melalui pemeriksaan imigrasi terlebih
dahulu. Semua penumpang melewati pemeriksaan imigrasi dengan lancar, kecuali
saya, ya saya sendiri ! Entah kenapa begitu melihat paspor saya, petugasnya
seperti memikirkan sesuatu, kemudian berkonsultasi dengan petugas di counter
sebelahnya dalam bahasa Spanyol. Dia lalu membolak balik halaman di paspor
saya. Karena penasaran, akhirnya saya tanya ada apa ? Dia cuma menjawab singkat
“wait”. Sepertinya petugas imigrasi ini tidak berbahasa Inggris dengan baik.
Dia lalu menyuruh saya menunggu sebentar dan dia pergi masuk ke ruang kantor
imigrasi. Sampai sekarang saya masih tidak mengerti apa yang terjadi saat itu,
karena semua persyaratan sudah saya penuhi, termasuk visa tentunya. Apa karena
nama saya yang berbau Islami ? Hadeeeehhh….Tidak berapa lama dia kembali ke
counternya dan saya diijinkan masuk.
Saya lalu naik bus untuk pindah ke Terminal
Domestik. Perjalanan akan dilanjutkan dengan menumpang pesawat Boeing 717 Spanair
menuju Barcelona.
Ulala….pesawat ternyata delay sampai lebih
2 jam, jadilah cengok lagi di airport.
Thank God akhirnya kami sampai juga di
El-Prat Airport di sore hari, berarti menghabiskan nyaris seharian siang di
perjalanan. Saat menunggu bagasi tiba, di belt sebelah adalah para penumpang
pesawat Vuelling dari Ibiza. Wowww…beberapa penumpang tampak betul-betul party
goers. Ada juga nenek-nenek dan kakek-kakek….apakah mereka party goers juga ?
Dari Airport kami naik bus menuju ke Plaza
de Catalunya, yang merupakan alun-alunnya kota Barcelona. Tarif busnya sekitar
EU 2 kalau nggak salah. Perjalanan ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit. Karena
seorang teman baru saja mengalami kecopetan fatal dua tahun sebelumnya ketika
tiba di Barcelona, satu tas hilang berisi uang & paspor, maka kami selalu
fully alert terhadap barang-barang yang dibawa selama di perjalanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar