“The city is beautiful, but not
really impress me”
Excited ? Pastinya ! Karena ini
adalah perjalanan pertama saya ke Italy, setelah selama bertahun-tahun cuma
bisa berkhayal kapan ya bisa pergi ke Italy. Rute yang akan ditempuh adalah
Roma – Pisa – Venice – Milan.
Perjalanan dimulai dari
Heathrow Airport, London. Saya akan menumpang pesawat Alitalia menuju ke Roma. Terbang
pertama kali dengan Alitalia pastinya membuat perjalanan semakin menyenangkan.
Interior pesawat terkesan kuno, dengan dominasi kursi warna hijau tua yang
merupakan warna khas Alitalia. Baru saja duduk di pesawat, nuansa Italy sudah terasa
sangat kental karena sebagian penumpang ribut ngobrol dalam bahasa Italy dan
dengan volume suara yang lumayan keras.
Saya pikir orang Italy ini
mirip orang Batak ya…kalau berbicara sama-sama keras dengan intonasi yang khas
dan sama-sama suka menyanyi !
Pengalaman pertama terbang
dengan Alitalia sedikit ternoda karena sikap para awak kabin yang tidak simpatik,
tepatnya rasis !. Mereka ramah, bahkan sangat ramah sampai tertawa-tawa dan
mengobrol kepada penumpang berbahasa Italy. Kepada penumpang berbahasa Inggris
mereka hanya berbasa basi seperlunya. Akan tetapi kepada penumpang kulit
berwarna, mereka pasang muka tidak bersahabat, bertanya mau makan apa dengan
muka sepak dan memberikan nampan makanan sambil membuang muka tanpa melihat
kepada penumpang.
Oh ya, pengalaman rasialis
seperti itu ternyata kemudian berlanjut selama di Italy. Berkali-kali saya
mendapati perlakuan tidak simpatik dari petugas hotel, pelayan restoran,
pelayan café serta petugas internet café.
Pengalaman rasialis di dalam
pesawat tersebut melengkapi mood jelek perjalanan karena sebelumnya pesawat juga
sudah delay sampai 3 jam saat akan berangkat dari London. Rencana untuk sampai
di Roma sore hari menjadi berantakan karena akhirnya pesawat landing di
Fiumoccino saat langit sudah gelap.
Pesawat mendarat dengan mulus
di airport Leonardo DaVinci - Fiumiccino di pinggiran kota Roma ketika jarum
jam menunjukkan sekitar jam 7 lewat. Dari sini kami menggunakan kereta menuju
ke Stasiun Kereta Termini di pusat kota Roma. Begitu masuk gerbong kereta, saya
terkagum-kagum atas ketidak bersihan kereta di Italy, keretanya kusam dan
kotor.
Perjalanan dari airport
Fiumiccino menuju stasiun Termini memakan waktu sekitar 30 menit. Berhubung
banyak cerita pencopetan dan penjambretan di stasiun Termini, saya agar
khawatir juga berjalan kaki keluar stasiun ini di malam hari untuk menuju hotel
yang terletak di sekitar stasiun Termini. Saya sebetulnya selalu menghindari tiba di daerah yang sama
sekali baru di malam hari atas alasan keamanan dan kenyamanan.
Suasana di sekitar stasiun
memang agak gelap, ditambah dengan gedung-gedung tua di semua sudut membuat suasana
disini cocok untuk film-film horor atau film-film kriminal. Beruntung di
beberapa titik terlihat polisi sedang berpatroli sehingga memberi sedikit rasa
aman.
Saya menginap di Hotel Villa
DelleRose di Via Vicenza, yang berjarak hanya beberapa ratus meter dari stasiun
Termini. Awalnya agak kebingungan juga mencari lokasi hotel karena daerah yang
cukup gelap, jadi kami tidak bisa membaca dengan jelas nama jalan yang menempel
di bangunan disana.
Hotel ini merupakan hotel kuno,
yang pada tahun 2008 itu masih belum direnovasi (kalau saya intip di internet
sepertinya sekarang sudah lebih baik kondisinya). Begitu masuk ke dalam kamar,
yang tercium adalah bau pengap dan bau karpet yang sudah lama & kotor. Hmmm…bayar
hotel dengan rate diatas USD 100 semalam, dapat kondisi seperti ini !
Benar saja, besok pagi teman
travelling saya bangun dengan kambuhnya alergi debu rumahnya ! Dia batuk-batuk
dan gatal-gatal sejak malam dan tidak bisa tidur. Akibatnya, agenda pertama keesokan
paginya adalah mencari apotik untuk mencari obat alergi. Sempat terbersit
wacana untuk ganti hotel, tapi urung karena kondisi dia sudah membaik setelah
minum obat.
Perjalanan di Roma bisa saya
simpulkan “biasa saja” karena nyaris tidak ada pengalaman yang berarti. Saya
menikmati indahnya bangunan-bangunan dan monumen-monumen disana, akan tetapi di
setiap obyek turis tersebut penuh sesak sama manusia. Sepertinya saat itu turis
dari berbagai negara beramai-ramai datang ke Roma. Sangat sulit memotret obyek
wisata disana tanpa adanya gangguan penampakan orang-orang asing tersebut.
Ketika tiba di Cathedral St. Petrus Basilica pun antrian masuk mengular
panjangnya bermeter-meter.
Jadi kesimpulannya, pengalaman
di Roma ini flat, tidak ada sesuatu yang membuat excited !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar